Analisa Jaringan Internet Menggabungka LAN Dan WLAN

ANALISA JARINGAN INTERNET MENGGABUNGKAN LOCAL AREA
NETWORK (LAN) DAN WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)
UNTUK MENDUKUNG KINERJA PEGAWAI

Penulis: Febrin Kasim, Pembimbing 1: Warid Yunus, M. Kom, Pembimbing 2: Andi Kamaruddin, M. Kom
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Ichsan Gorontalo
Gorontalo, Indonesia
E-Mail Penulis: febrinkasim3@gmail.com, E-Mail Pembimbing 1: warid.dsn@gmail.com, E-Mail Pembimbing 2: andikamaruddin@unisan.ac.id

ABSTRAK
NAMA: FEBRIN KASIM. NIM: T3117054. ANALISA JARINGAN INTERNET MENGGABUNGKAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) UNTUK MENDUKUNG KINERJA PEGAWAI.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) analisa jaringan Internet menggabungkan Local Area Network (LAN) dan Wireless Local Area Network (WLAN) di SMK Negeri 1 Batudaa, 2) mengembangkan jaringan Internet menggabungkan Local Area Network (LAN) dan Wireless Local Area Network (WLAN) di SMK Negeri 1 Batudaa. Metode yang di gunakan di dalam penelitian ini melalui pendekatan kualitatif dan di sajikan secara deskriptif. Metode pengumpulan data terdiri dari wawancara Penulis, pengamatan Penulis dan studi literatur. Metode analisis data menggunakan Network Development Life Cycle (NDLC). Pembahasan penelitian terdiri dari: 1) analisa pengguna berdasarkan jumlah pegawai sekolah, analisa tata letak komputer, analisa jangkauan sinyal Akses Point, analisa jarak Akses Point, 2) desain jaringan LAN dan Wireless LAN, 3) simulasi jaringan LAN dan Wireless LAN, 4) penerapan jaringan LAN dan Wireless LAN, 5) pengujian koneksi jaringan LAN dan Wireless LAN, 6) manajemen jaringan LAN dan Wireless LAN, 7) pengembangan jaringan LAN dan Wireless LAN. Kata kunci : LAN, Wireless LAN, NDLC

I PENDAHULUAN
    [Latar Belakang] Jaringan Internasional (Internet) merupakan sistem jaringan yang mendunia, terhubung menggunakan Transmisi Control Protokol / Internet Protokol (TCP / IP). Protokol ini mewajibkan tiap Komputer atau Laptop di jaringan Internet mempunyai pengenal unik, yang di namakan alamat IP untuk menghubungkan perangkat Komputer di seluruh dunia. Secara umum alamat IP dalam bentuk Domain, seperti www.google.com lebih mudah di ingat di banding alamat IP seperti 216.239.38.120. skarang ini jaringan Internet sudah jadi kebutuhan utama bagi Perguruan Tinggi, Sekolah, Pelajar, Pengusaha dan berbagai pihak lainya. Dalam penerapanya jaringan Internet mendukung untuk berkomunikasi, tukar informasi, berbagi perangkat keras, berbagi perangkat lunak, dan lain-lain secara bersama-sama. Maka sebab itu perkembangan jaringan Internet terus meningkat dalam kualitas dan kuantitas [1].
    Agar terjadi hubungan satu dengan yang lain harus ada fasilitas dan infrastruktur jaringan Internet, dalam mendukung kinerja Pegawai serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas di dalam melakukan pekerjaan. agar semua itu bisa terpenuhi sekarang ini sudah menjadi pembaharuan yang sangat di butuhkan untuk mengembangkan jaringan Komputer. karena jadi alasan tuntutan suatu pekerjaan, dengan adanya rancangan jaringan Komputer yang baik dapat menghemat waktu dan tenaga. Bagi pengguna memiliki kemudahan dalam bekerja yang menuntut kecepatan dan keberhasilan, karena Komputer yang di gunakan mendukung jaringan Local Area Network (LAN) dan Wireless Local Area Network (WLAN).
    Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Batudaa di dirikan pada tahun 2006 dengan luas tanah mencapai 20.000 m2 . Sekolah ini cukup strategis ada di desa Dunggala, Jalan Idhar Hinta dan berdekatan dengan kantor camat Batudaa. Dengan wilayah Sekolah yang cukup luas di dukung fasilitas jaringan Internet untuk Pegawai, Guru dan Siswa-Siswi dalam meningkatkan proses pembelajaran di sekolah. Dari hal tersebut di perlukan analisa dalam mengembangkan jaringan komputer untuk memperluas dan mengoptimalkan jangkauan jaringan. Sekolah ini berstatus kepemilikan pemerintah daerah berakreditasi A pada tahun 2019 dan sudah bersertifikasi International Standar Organization (ISO). Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Batudaa terdiri dari 9 jurusan yaitu : Teknik Elektronika Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Pengelasan, Teknik Komputer Jaringan, Akuntansi, Agribisnis Perikanan, Agribisnis Ternak Ruminansia.
    Menurut Drs. Ismail Humolungo, M. Pd tujuan strategis pendidikan nasional menengah kejuruan adalah tersedianya dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah kejuruan yang berkualitas, relevan, berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota [2].Oleh sebab itu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Batudaa terus meningkatkan fasilitas dan infrastruktur jaringan Komputer untuk mendukung kinerja Pegawai. Sama dengan lembaga-lembaga besar yang lain dalam meningkatkan kualitas Pendidikan, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Batudaa memanfaatkan Komputer untuk mengolah data dan berbagi sumber daya. keinginan untuk mengakses internet cukup tinggi namun keinginan tersebut masih kurang terpenuhi sehingga para pegawai, Siswa-Siswi masih kesulitan untuk mengakses Internet. Saat akses Internet koneksi jaringan tidak normal sebab akses yang tinggi sehingga membuat koneksi jaringan terganggu. oleh sebab itu di perlukan ide untuk mengembangkan sistem jaringan komputer Local Area Network (LAN) dan Wireless Local Area Network (WLAN).
    Selain itu terdapat 3 unit Server lokal di 3 ruang praktek di gunakan untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau kebutuhan yang lain. Jaringan Local Area Network (LAN) memiliki manfaat begitu penting di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Batudaa. Oleh sebab itu di gunakan media yang menggunakan kabel atau tanpa kabel. Salah satu media yang menggunakan kabel Switch dan yang tidak menggunakan kabel Akses Point yang terhubung ke Modem dari Telkomsel tempat berlangganan Internet. Agar bisa berkomunikasi antara unit komputer media Akses Point ini memanfaatkan gelombang radio. penggunaan media ini mengurangi pemakaian kabel terutama pada jaringan yang cukup berjauhan jaraknya, sering mengganggu dan kesulitan pemasangan untuk menghubungkan komputer lebih dari dua buah.
    Di penelitian ini Penulis memakai metode Network Development Life Cycle (NDLC) dalam mengembangkan sistem jaringan komputer. NDLC adalah tahapan-tahapan dari mekanisme yang di perlukan dalam mengembangkan sistem jaringan komputer [8]. Metode ini pernah di gunakan oleh peneliti terdahulu, seperti (Steven Wongkar, 2015) dengan judul Analisa Implementasi Jaringan Internet Dengan Menggabungkan Jaringan Local Area Network (LAN) Dan Wireless Local Area Network (WLAN) Di Desa Kawangkoan Bawah Wilayah Amurang II. Hasil penelitian: kualitas jaringan baik, kecepatan unggah 1.23 Mbps, kecepatan unduh 4.23 Mbps dari 100 Mbps. Untuk memperluas jangkauan jaringan tanpa kabel di sarankan menggunakan antena seperti: antena grid, antena omni, antena sectoral, wajan bolic [14].
    Berdasarkan latar belakang ini penulis tertarik ingin membuat penelitian dengan judul “Analisa Jaringan Internet Menggabungkan Local Area Network (LAN) Dan Wireless Local Area Network (WLAN) Untuk Mendukung Kinerja Pegawai” di harapkan dari penelitian ini sistem jaringan komputer di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Batudaa lebih baik lagi serta bisa meningkatkan kualitas dan kinerja Pegawai.
    Identifikasi masalah : (1) Dengan wilayah sekolah yang cukup luas perlu di lakukan analisa dalam mengembangkan jaringan LAN dan Wireless LAN di SMK Negeri 1 Batudaa agar lebih di optimal, (2) Dengan fasilitas jaringan komputer yang cukup memadahi belum di imbangi serta di kelolah dengan baik dan teratur menyebabkan jaringan LAN dan Wireless LAN tidak optimal.
    Rumusan masalah : (1) Bagaimana analisa jaringan Internet LAN dan Wireless LAN menggunakan metode NDLC di SMK Negeri 1 Batudaa ?, (2) Bagaimana pengembangan jaringan Internet LAN dan Wireless LAN menggunakan metode NDLC di SMK Negeri 1 Batudaa ?
    Tujuan penelitian : (1) Menganalisa jaringan Internet LAN dan Wireless LAN menggunakan metode NDLC di SMK Negeri 1 Batudaa, Mengembangkan jaringan Internet LAN dan Wireless LAN menggunakan metode NDLC di SMK Negeri 1 Batudaa.
    Manfaat penelitian : (1) Manfaat Teoritis: sebagai saran di bidang ilmu komputer meningkatkan pengetahuan untuk mengembangkan jaringan komputer, khususnya bagi penulis sebagai pengetahuan tambahan yang bisa di manfaatkan dalam penelitian selanjutnya, Manfaat Praktis: sebagai bahan pertimbangan bagi SMK Negeri 1 Batudaa dalam mengembangkan jaringan komputer untuk mendukung kinerja pegawai dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.

II TINJAUAN STUDI
    Berikut ini beberapa judul penelitian yang pernah ada sebelumnya menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC):
Tabel 2.1: Penelitian Yang Sudah Ada

Peneliti

Judul

Tahun

Hasil

Nur Mardhiyah [8]

Membangun Jaringan Wireless LAN Pada Kantor Kelurahan Bintaro.

2011

Sinyal tanpa kabel memakai mode Repeater jalan dengan baik, tambahkan                  fitur

autentifikasi              untuk pengguna yang terhubung ke jaringan Wireless, tambahkan               sistem

keamanan Akses Point.

StevenWongkar [14]

Analisa Implementasi Jaringan          Internet Menggabungkan Jaringan    LAN   Dan Wireless    LAN      Di Desa      Kawangkoan Bawah           Wilayah

Amurang II.

2015

Kualitas baik, kecepatan unggah 1.23Mbps dan unduh 4.23Mbps dari 100Mbps,                  untuk memperluas jangkauan Wireless menggunakan antena.

Shinta Esabella [15]

Perancangan Infrastruktur Jaringan Komputer         Untuk Mendukung Implementasi Sistem Informasi            Pada Universitas Teknologi Sumbawa.

2016

Waktu respon halaman 82,3% lebih baik dari Wireless. penundaan lebih rendah 19,1% dari Wireless, waktu respon objek 80,6% lebih baik dari Wireless. tambahkan keamanan jaringan untuk

keamanan data.

  

III  TAHAPAN PENELITIAN
3.1    Konfigurasi Jaringan LAN Dan Wireless LAN
Gambar 3.1: Konfigurasi Jaringan LAN Dan W LAN
Gambar 3.1: Konfigurasi Jaringan LAN Dan Wireless LAN

Gambar 3.2: Tahapan Yang Akan Di Usulkan

3.2    Analisa Jaringan LAN Dan Wireless LAN
3.2.1 Tahapan Analisa
    Berikut ini yang termasuk dalam analisa untuk mengembangkan jaringan LAN dan Wireless LAN seperti:
(1) Perangkat Keras Jaringan : komputer, Mikrotik, Switch, Akses Point, kabel UTP/STP. 
(2) Perangkat Lunak Komputer : Sistem Operasi atau Program Aplikasi. 
(3) Pengujian koneksi jaringan Internet. 
(4) Topologi Komputer jaringan. 

3.2.2 Tahapan Desain 
    Tahapan selanjutnya yaitu desain yang terdiri dari topologi Komputer jaringan, perangkat jaringan, kabel Cross Through Over dan Straight Through Over dan lain lain. Penulis akan merancang jaringan LAN dan Wireless LAN yang di gunakan dan yang akan di kembangkan sebagai gambaran dalam tahap simulasi. Penulis menggunakan aplikasi Microsoft Office Word 2016. 

3.2.3 Tahapan Simulasi 
(1) Topologi Jaringan LAN Dan Wireless LAN 
    Sebelum di terapkan penulis akan mengsimulasikan terlebih dahulu desain topologi jaringan LAN dan Wireless LAN. Simulasi ini sesuai dengan desain yang di buat sebelumnya. Program yang akan di pakai Cisco Packet Tracer v711 yang di kembangkan oleh perusahaan Cisco. Tujuan dari perancangan ini untuk memperkecil tingkat kesalahan saat penerapan nanti. 
(2) Konfigurasi Jaringan LAN Dan Wireless LAN 
   Penulis akan mengsimulasikan konfigurasi Mikrotik seperti : IP Address, IP DNS, IP Routes, IP Firewall, IP DHCP Server dan lain-lain. Tujuan untuk memperkecil kesalahan saat tahap penerapan di Mikrotik. Program yang akan di pakai seperti : Oracle VM VirtualBox, Mikrotik OS dan Winbox. 

3.2.4 Tahapan Penerapan 
    Di tahapan ini sangat menentukan keberhasilan jaringan LAN dan Wireless LAN yang akan di rancang. Mulai dari topologi, konfigurasi Mikrotik, konfigurasi Akses Point dan lain-lain. Penulis akan mengidentifikasi apakah hasil penerapan sudah sesuai dengan rancangan yang sudah di buat sebelumnya.

3.2.5 Tahapan Pengujian 
    Tahapan selanjutnya Penulis melakukan pengujian parameter jaringan, tujuan untuk mengecek kualitas jaringan Internet. Pengujian di lakukan dalam kondisi Download dan Streaming seperti : pengujian Bandwidth (unduh dan unggah) di halaman website www.speedtest.net, Throughput (jumlah paket terkirim), Packet Loss (jumlah paket gagal terkirim), Latency (tenggang waktu pengiriman paket) dan Jitter (besarnya trafik antar paket) di aplikasi wireshark v3.4.3.

3.2.6 Tahapan Manajemen 
    Penulis melakukan manajemen jaringan LAN dan Wireless LAN untuk memonitoring koneksi dan Pengguna. Penulis memperhatikan masalah kebijakan apa saja  yang di perlukan untuk mengatur sistem berjalan dengan baik, unsur kehandalan terjaga, dan tahan dalam waktu lama. 

3.3 Pengembangan Jaringan LAN Dan Wireless LAN 
    Dari hasil analisa jaringan Internet menggabungkan LAN dan Wireless LAN akan di identifikasi masalah yang di temukan. Penulis akan kembangkan di bagian yang kurang dan yang perlu di kembangkan agar lebih efektif dan efisien saat di gunakan dalam bekerja. Tahapan selanjutnya pengujian hasil pengembangan jaringan apakah sudah sesuai dengan yang di rancang sebelumnya. Pengujian hasil akan di lakukan dalam kondisi Download dan Streaming di Youtube.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Analisa Jaringan LAN Dan Wireless LAN 
4.1.1    Tahapan Analisa  
4.1.1.1 Analisa Tata Letak Komputer 
    Tata letak Komputer yang ada di ruang praktek siswa menggunakan topologi Extended Star yang terhubung melalui kabel Unshielded Twisted Pair (UTP). Topologi Extended Star merupakan pengembangan dari topologi Star.        
(1) Laboratorium Akuntansi
Gambar 4.1: Letak Komputer Di Laboratorium Akuntansi
(2) Laboratorium Teknik Komputer Jaringan (TKJ)
Gambar 4.2: Letak Komputer Di Laboratorium TKJ
(3) Laboratorium Komputer
Gambar 4.3: Letak Komputer Di Laboratorium Komputer

4.1.1.2 Jangkauan Sinyal Akses Point TP-Link CPE 220
    Untuk jaringan Wireless LAN memakai topologi Extended Service Set (ESS) pengembangan dari topologi Basic Service Set (BSS). Penulis menggunakan koneksi Wireless di Telpon Seluler untuk mengamati area yang dapat di jangkau sinyal Akses Point TP-Link CPE 220 di SMK Negeri 1 Batudaa. Penulis mengamati area mana saja yang memiliki sinyal lemah berdasarkan jarak jangkauan Akses Point dari titik tertentu. Dari hasil pengamatan Penulis area warna biru memiliki sinyal kuat dan stabil dari setiap Akses Point, area warna kuning memiliki sinyal lemah dan kurang stabil. Gambar awan merupakan titik Akses Point di ruang praktek Siswa jurusan TKJ (A1), Dewan Guru (D7) dan Tata Usaha (B2).
Gambar 4.4: Jangkauan Sinyal AP TP-Link CPE 220 

4.1.1.3 Jarak Akses Point TP-Link CPE 220 
    Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat di ketahui jarak dari setiap Akses Point TP-Link CPE 220 di SMK Negeri 1 Batudaa yang sangat berdekatan, seperti:
Tabel 4.1: Jarak Akses Point TP-Link CPE 220

Aksess Point

U

T

S

B

Laboratorium TKJ (A1)

21 m

87 m

79 m

113 m

Dewan Guru (D7)

49 m

77 m

51 m

123 m

Tata Usaha (B2)

77 m

92 m

23 m

108 m


4.1.2 Tahapan Desain 
    Garis putus-putus merupakan konfigurasi kabel jenis Cross Through Over (CTO) untuk menghubungkan perangkat yang sama. Garis bersambung merupakan konfigurasi kabel jenis Straight Through Over (STO) untuk menghubungkan perangkat yang berbeda. Berikut ini desain jaringan LAN dan Wireless LAN di SMK Negeri 1 Batudaa.
(1) Desain Jaringan LAN
    Dari Internet terhubung ke modem ISP milik Telkom dan terhubung ke Mikrotik RB 750 Gr 3. Dari mikrotik terhubung ke Switch untuk mendistribusikan jaringan Internet ke Komputer Klient di jaringan LAN.
Gambar 4.5: Desain Jaringan LAN
(2) Desain JaringanWireless LAN
    Dari Internet terhubung ke modem ISP milik Telkom dan terhubung ke Mikrotik RB 750 Gr 3. Dari mikrotik terhubung ke Switch dan Akses Point TP-Link CPE 220 di Laboratorium TKJ, Tata Usaha dan Dewan Guru. Selanjutnya jaringan Internet di distribusikan ke Komputer Klient di jaringan Wireless LAN.
Gambar 4.6: Desain Jaringan Wireless LAN

4.1.3 Tahapan Simulasi
    Secara fisik perangkat jaringan LAN dan Wireless LAN sudah terhubung dengan baik, hal ini terlihat dari warna hijau di setiap perangkat. Di tahapan simulasi ini rancangan Topologi jaringan hampir sama dengan tahapan desain.
Gambar 4.7: Simulasi Jaringan LAN Dan Wireless LAN

4.1.4    Tahapan Penerapan
4.1.4.1 Konfigurasi Mikrotik RB750 Gr3
(1) Konfigurasi IP Address 
   Konfigurasi IP Address Untuk Interface Ether1- Internet, Ether2-LAN dan Ether3-Wireless LAN (Hotspot).
Gambar 4.8: Konfigurasi IP Address
(2) Konfigurasi IP DNS Server
     IP DNS Server Isi dengan IP Modem 192.168.1.1 dari penyedia layanan internet atau ISP, bisa juga IP Publik milik google seperti 8.8.8.8. Allow Remote Requests di centang dengan tujuan agar DNS Server berfungsi sebagai DNS jaringan lokal. sehingga Klient yang terhubung Ke Internet akan di arahkan langsung ke DNS jaringan lokal yang sudah di buat.
Gambar 4.9: Konfigurasi IP DNS
(3) Konfigurasi IP Firewall
   Konfigurasi IP Firewall agar Komputer Klient di jaringan Lokal bisa terhubung ke Internet. Tab General Isikan dengan chain : srcnat, Out. Interface : ether1- Internet. Tab Action Isikan dengan Action : Masquerade.
Gambar 4.10: Konfigurasi IP Firewall Di Tab General
Gambar 4.11: Konfigurasi IP Firewall Di Tab Action
(4) Konfigurasi IP Router
Konfigurasi IP Router agar Mikrotik bisa terhubung ke Internet. Di tab General Gateway di isi dengan IP Modem 192.168.1.1 dari ISP tempat berlangganan Internet. Konfigurasi yang lain di biarkan standar.
Gambar 4.12: Konfigurasi IP Router Mikrotik
(5)  Konfigurai IP DHCP Server
   IP DHCP Server di konfigurasi secara otomatis dengan mengklik tombol DHCP Setup untuk mengurangi kesalahan. Tujuan agar Komputer Klient di jaringan lokal mendapat IP Address secara otomatis dari Mikrotik. IP DHCP Server di jaringan LAN yang menggunakan kabel memilih ether2-LAN karena terkoneksi di ether2 pada Mikrotik RB750 Gr3.
Gambar 4.13: Interface Ether 2 Untuk Jaringan LAN
    Untuk IP Network di jaringan LAN yang menggunakan kabel yang jalan di ether2 akan terisi secara otomatis. Hal ini sudah sesuai dengan IP Address yang sudah di konfigurasi pada ether2 di Mikrotik RB750 Gr3.
Gambar 4.14: IP Network Untuk Jaringan LAN
    Untuk IP Gateway di jaringan LAN yang menggunakan kabel yang jalan di ether2 akan terisi secara otomatis. Hal ini sudah sesuai dengan IP Address yang sudah di konfigurasi pada ether2 di Mikrotik RB 750Gr3.
Gambar 4.15: IP Gateway Untuk Jaringan LAN
    Untuk IP Address di jaringan LAN yang menggunakan kabel yang jalan di ether2 akan terisi secara otomatis. IP Address ini bisa di sesuaikan dengan kebutuhan yang akan di gunakan di Komputer Klient. Jumlah IP Address tidak bisa lebih dari 254 karena untuk IP Address kelas C hanya sampai 254.
Gambar 4.16: IP Address Yang Di Gunakan Di Jaringan LAN
    Untuk IP DNS Server bisa menggunakan IP Modem dari ISP 192.168.1.1 atau IP Publik milik Google 8.8.8.8 sebagai alamat Server DNS agar Mikrotik RB 750 Gr 3 bisa terkoneksi menggunakan nama Domain.
Gambar 4.17: IP DNS Server Untuk Jaringan LAN
    Untuk batas waktu penggunaan IP Address di jaringan LAN bisa di sesuaikan dengan kebutuhan. Di konfigurasi ini secara otomatis waktu yang di berikan selama 3x24 jam. Bila Komputer Klient tidak terhubung ke jaringan lebih dari 3x24 jam maka IP Address akan otomatis berubah.
Gambar 4.18: Batas Waktu Maksimal Penggunaan IP Address
(6) Konfigurasi IP Hotspot
   IP Hotspot di konfigurasi secara otomatis dengan mengklik Hotspot Setup di Server untuk mengurangi kesalahan. Tujuan agar Komputer Klient mendapat otentikasi berupa halaman log in Hotspot sebelum terhubung ke Internet. IP DHCP Server di jaringan Wireless LAN memilih ether3-Wireless LAN atau Hotspot karena terkoneksi di ether3 pada Mikrotik RB750 Gr3.
Gambar 4.19: Interface Ether3 Untuk Jaringan Wireless LAN
    Untuk IP Gateway di jaringan Wireless LAN yang jalan di ether3 akan terisi secara otomatis. Hal ini sudah sesuai dengan IP Address yang sudah di konfigurasi pada ether3 di Mikrotik RB750 Gr3.
Gambar 4.20: IP Gateway Untuk Jaringan Wireless LAN
   Untuk IP Address di jaringan Wireless LAN yang jalan di ether3 akan terisi secara otomatis. IP Address ini bisa di sesuaikan dengan kebutuhan yang akan di gunakan di Komputer Klient. Jumlah IP Address tidak bisa lebih dari 254 karena untuk IP Address kelas C hanya sampai 254.
Gambar 4.21: IP Address Di Jaringan Wireless LAN
    Untuk select certifikate pilih none karena tidak wajib di isi dan langsung next, sebab halaman log in Hotspot yang di gunakan berupa HTTP bukan HTTPS.
Gambar 4.22: Sertifikate Untuk Login Halaman HTTPS
   Untuk IP SMTP Server pilih none karena tidak wajib di isi dan langsung next, sebab hanya di gunakan untuk terhubung dengan E-Mail seperti notifikasi.
Gambar 4.23: IP SMTP Server Untuk E-Mail
    Untuk IP DNS Server bisa menggunakan IP Modem dari ISP 192.168.1.1 atau IP Publik milik Google 8.8.8.8 sebagai alamat Server DNS agar Mikrotik RB750 Gr3 bisa terkoneksi menggunakan nama Domain.
Gambar 4.24: IP DNS Server Untuk Jaringan Wireless LAN
    Untuk DNS Name bisa di isi sesuai dengan kebutuhan yang berfungsi sebagai pengganti IP Gatewai di Hotspot tujuanya agar lebih mudah di ingat dan di akses.
Gambar 4.25: Domain Untuk IP Gateway Wireless LAN

4.1.4.2 Konfigurasi Akses Point TP-Link CPE220
(1)   Konfigurasi IP Address Di Komputer
    Untuk Akses Point TP-Link CPE220 memiliki IP bawaan 192.168.20.254. Isikan IP Address di Komputer dengan IP yang 1 segmen di Akses Point. Di penelitian ini Penulis mengisi IP di Komputer dengan 192.168.20.100, Subnet mask 255.255.255.0 kemudian klik ok.
Gambar 4.26: Konfigurasi IP Address Di Komputer
(2)   Log In Ke Akses Point Dengan Web Browser
       Hubungkan Komputer menggunakan kabel atau tanpa kabel ke Akses Point TP-Link CPE 220. Log in di Web Browser menggunakan IP Address Akses Point yang 1 segmen dengan IP Komputer. Klik help me understand dan klik IP Address Akses Point untuk log in.
Gambar 4.27: Log In Ke Akses Point Dengan Web Browser
(3) Login Ke Akses Point Dengan User Name Dan Password
Gambar 4.28: Log In Ke Akses Point Dengan User Name Dan Password
(4)  Konfigurasi Wireless Akses Poinnt TP-Link CPE 220
      Region : Test_Mode karena Transmit Power sampai 30 dBm. Mode : 802.11b/g/n karena mendukung semua perangkat. Channel Width : 20MHz karena kebanyakan perangkat yang ada di daerah masih mentok di 20MHz. Max TX Rate : MCS15 karena pengiriman data sampai 130 / 144.4Mbps.
Gambar 4.29: Konfigurasi Wireless Di Akses Point TP-Link CPE220
(5)  Konfigurasi Network Akses Point TP-Link CPE 220
     IP Address Akses Point di Tata Usaha 192.168.20.252, Laboratorium TKJ 192.168.20.253, Dewan Guru 192.168.20.254. Konfigurasi yang lain di biarkan standar karena Akses Point akan meneruskan konfigurasi dari Mikrotik sebagai Router Utama. DHCP Server disable agar Akses Point tidak akan memberikan IP ke Komputer Klient.
Gambar 4.30: Konfigurasi Network Di Akses Point TP-Link CPE220

4.1.5    Tahapan Pengujian
4.1.5.1 Pengujian Parameter Jaringan Kondisi Download
(1)  Bandwidth Kondisi Download
Gambar 4.31: Bandwidth Kondisi Download
(2)  Throughput Kondisi Download
    data yang di kirim dalam Bytes di bagi Time span, s yang di kolom Captured. Hasil bagi dalam Bytes/s di kali 1000 untuk di konversi ke Kbytes/s. Hasil kali dalam Kbytes/s di kali 8 untuk di konversi ke Kbit/s.
     Throughput = jumlah data yang di kirim dalam Bytes / waktu pengiriman, = 324.841 Bytes / 186.994 s = 1.737 Bytes/s = 1.737 Bytes/s * 1.000 = 1.737 Kbytes/s = 1.737 Kbytes/s * 8 Bit = 13.896 Kbit/s.
Gambar 4.32: Throughput Kondisi Download
(3) Packet Loss Kondisi Download
      Packets yang terkirim di kolom Captured kurang Packets yang di terima di kolom Displayed, di bagi Packets yang terkirim di kolom Captured dan kali 100. Paket di terima = paket terkirim-paket gagal terkirim = 1199 - 18 = 1181 Packet loss = (((paket terkirim - paket di terima) / paket terkirim) * 100) = (((1.199 - 1.181) / 1.199) * 100) = 1.501.
Gambar 4.33: Packet Loss Kondisi Download
(4) Latency Kondisi Download
     Latency di hitung berdasarkan Time yang di baris 2 di kurangi Time yang di baris 1, baris 3 di kurangi baris 2 dan seterusnya. Selanjutnya hasilnya di jumlahkan untuk mencari jumlah total. Jumlah total di bagi dengan jumlah Packets yang di kolom Captured dan hasilnya di kali 1000 untuk mencari jumlah rata-rata. Jumlah Packets lihat di Gambar 4.16.
                                            Tabel 4.2: Latency Kondisi Download

Time 2 - Time 1

Hasil

2.470767 - 2.470428

0.000339

2.470838 - 2.470767

0.000071

2.480490 - 2.470838

0.009652

2.514183 - 2.480490

0.033693

2.966293 - 2.514183

0.45211

Jumlah Total

0.495865 s

Jumlah Rata-Rata

0.413565 ms

(5)  Jitter Kondisi Download
      Jitter merupakan lanjutan dari Latency di hitung berdasarkan Time2 di kurangi Time1. Latency1 dan Latency2 di lihat berdasarkan hasil Latency. Latency1 di hitung mulai baris 1 dari urutan atas dan Latency2 di hitung mulai baris 2. hasil Latency1 dan Latency2 di jumlahkan untuk mencari jumlah total. Jumlah total di bagi dengan 1199 di kurang 1 jumlah Packets yang di kolom Captured. Selanjutnya hasilnya di kali 1000 untuk mencari jumlah rata-rata. Jumlah Packets lihat di Gambar 4.16. 
Tabel 4.3: Jitter Kondisi Download

Time 2 - Time 1

Latency

Latency 2 - Latency 1

Hasil

2.470767 - 2.470428

0.000339

0.000071 - 0.000339

-0.000268

2.470838 - 2.470767

0.000071

0.009652 - 0.000071

0.009581

2.480490 - 2.470838

0.009652

0.033693 - 0.009652

0.024041

2.514183 - 2.480490

0.033693

0.45211 - 0.033693

0.418417

2.966293 - 2.514183

0.45211

 

 

 

 

Jumlah Total

0.451771 s

 

 

Jumlah Rata-Rata

0.377104 ms


4.1.5.2  Pengujian Parameter Jaringan Kondisi Streaming
(1) Bandwidth Kondisi Streaming
Gambar 4.34: Bandwidth Kondisi Streaming
(2) Throughput Kondisi Streaming
     Throughput = jumlah data yang di kirim / waktu pengiriman = 18034458 Bytes / 179.105 s = 100692 Bytes/s = 100692 Bytes/s * 1000 = 100692 Kbytes/s = 100692 Kbytes/s * 8 = 805.536 Kbit/s.
 
Gambar 4.35: Throughput Kondisi Streaming
(3) Packet Loss Kondisi Streaming
     Paket di terima = paket terkirim - paket gagal terkirim = 770 - 0 = 770 Packet loss = (((paket terkirim - paket di terima) / paket terkirim) * 100) = (((770 - 770) / 770) * 100))) = 0.
Gambar 4.36: Packet Loss Kondisi Streaming
(4) Latency Kondisi Streaming
                                            Tabel 4.4: Latency Kondisi Streaming

Time 2 - Time 1

Hasil

5.279148 - 5.203027

0.076121

19.902611 - 5.279148

14.623463

19.904085 - 19.902611

0.001474

19.980198 - 19.904085

0.076113

19.980351 - 19.980198

0.000153

Jumlah Total

14.777324 s

Jumlah Rata-Rata

0.7913738 ms

(5) Jitter Kondisi Streaming
Tabel 4.5: Latency Kondisi Streaming

Time 2 - Time 1

Latency

Latency 2 - Latency 1

Hasil

2.470767 - 2.470428

0.076121

14.623463 - 0.076121

14.547342

2.470838 - 2.470767

14.623463

0.001474 - 14.623463

14.621989

2.480490 - 2.470838

0.001474

0.076113 - 0.001474

0.074639

2.514183 - 2.480490

0.076113

0.000153 - 0.076113

0.07596

2.966293 - 2.514183

0.000153

 

 

 

 

Jumlah Total

0.075968 s

 

 

Jumlah Rata-Rata

0.004068 ms


4.1.5.3Perbandingan Parameter Jaringan
Tabel 4.6: Perbandingan Parameter Jaringan

Pengujian

Kondisi Download

Kondisi Streaming

Bandwidth

Unduh

Unggah

Unduh

Unggah

16.83Mbps

13.51Mbps

47.48Mbps

12.56Mbps

Throughput

13.896 Kbit/s

805.536 Kbit/s

Packet Loss

1.501

0

Latency

0.413565 ms

0.7913738 ms

Jitter

0.377104 ms

0.004068 ms


4.1.6 Tahapan Manajemen
      Di tahapan ini Penulis hanya fokuskan pada manajemen Bandwidth. Untuk jaringan LAN belum ada manajemen Bandwidth, hal ini terlihat dari Bandwidth yang cukup besar dengan kondisi Download dan Streaming di www.speedtest.net.
(1) Konfigurasi User Di IP Hotspot Mikrotik
    User akan di gunakan untuk memasukan Nama dan kata sandi di halaman log in Hotspot sebelum terhubung ke Internet.
Gambar 4.37: Konfigurasi User Di IP Hotspot Mikrotik RB750 Gr3
(2)  Konfigurasi User Profile Di IP Hotspot Mikrotik
    Di tab General nama User Profile Guru, Rate Limit 1M untuk Upload / Download. Mac Cookie Timeout untuk IP Address 3x24 jam. Jika melebihi waktu yang sudah di tentukan IP Address tidak di gunakan, maka Pengguna akan mendapat IP Address baru saat log In kembali.
Gambar 4.38: Konfigurasi User Profile Di IP Hotspot Mikrotik RB 750 Gr 3

4.2    Pengembangan Jaringan LAN Dan Wireless LAN
4.2.1 Manajemen Bandwidth Dengan Simple Queue
4.2.1.1 Manajemen Bandwidth Jaringan Wireless LAN Ke LAN
    Dari analisa jaringan LAN dan Wireless LAN koneksi Internet tidak stabil yang mengakibatkan penyelesaian pekerjaan tidak optimal. Hal ini di sebabkan belum di terapkan manajemen Bandwidth secara merata. Oleh sebab itu Penulis mengembangkan manajemen bandwith di Mikrotik RB750 Gr3 menggunakan Simple Queue. Berikut ini konfigurasi Simple Queue di menu Queue terdiri dari:
(1) Manajemen Bandwidth Jaringan Wireless LAN ke LAN
    Di tab General bagian name bisa di isi sesuai dengan kebutuhan, di sini Penulis mengisi dengan nama Klient - Server. Target di isi dengan Ether3 - Hotspot, Dst di isi dengan Ether2 - LAN. Max Limit di isi dengan jumlah Bandwidth yang di miliki sebesar 50Mbps.
Gambar 4.39: Tab General Di Simple Queue
    Di tab Advanced Limit At di isi dengan Bandwidth yang akan di batasi, di sini Penulis tidak membatasi bandwidth yang akan di gunakan. Queue Type pilih pcq-upload-default untuk Upload dan pcq-download-default untuk Download agar pembagian Bandwidth merata. Priority dan Bucket Size di biarkan standar. Limit At akan aktif lebih dulu secara merata sebelum mencapai Max Limit, jika masih ada Bandwidth sisa maka Bandwidth akan mencapai Max Limit.
Gambar 4.40: Tab Advanced Di Simple Queue
Total Max Limit di isi dengan jumlah Bandwidth yang di miliki sebesar 50Mbps, hal ini di sesuaikan dengan Max Limit yang ada di tab General. Seluruh bandwidth akan terpakai dan di bagi rata pada setiap pengguna. Total Queue Type: default small atau di biarkan standar.
Gambar 4.41: Tab Total Di Simple Queue

                             Tabel 4.7: Manajemen Bandwidth Jaringan Wireless LAN Ke LAN

Jaringan Wireless LAN Ke LAN

General

Name : Wireless LAN Ke LAN

Targer : Ether3-Hotspot

Dst.     : Ether2-LAN

Target Upload

Target Download

Max Limit

50M

50M

Burst Limit

Unlimited

Unlimited

Burst Threshold

Unlimited

Unlimited

Burst Time

0

0

Advanced

Limit At

Unlimited

Unlimited

Priority

8

8

Bucket Size

0.100

0.100

Queue Type

pcq-upload-default

pcq-download-default

Total

Total Max Limit : 50M

Total Queue Type : default-small

(2) Manajemen Bandwidth Khusus Kepsek / Wakasek
    Untuk manajemen Bandwidth khusus Kepsek / Wakasek melihat gambar di 4.2.1.1 manajemen Bandwidth Khusus jaringan Wireless LAN ke LAN.
                            Tabel 4.8: Manajemen Bandwidth Khusus Kepsek / Wakasek

Kepsek Dan Wakasek

General

Name : Kepsek Dan Wakasek

Target : 192.168.10.201-192.168.10.205

Target Upload

Target Download

Max Limit

15M

15M

Burst Limit

Unlimited

Unlimited

Burst Threshold

Unlimited

Unlimited

Burst Time

0

0

Advanced

Limit At

10M

10M

Priority

8

8

Bucket Size

0.100

0.100

Queue Type

pcq-upload-default

pcq-download-default

Total

Tatalo Limit At : 10M

Total Max Limit : 15M

Total Queue Type : default-small

(3)  Manajemen Bandwidth Khusus Jaringan LAN
   Untuk manajemen Bandwidth khusus Jaringan LAN melihat gambar di 4.2.1.1 manajemen Bandwidth Khusus jaringan Wireless LAN ke LAN.
                            Tabel 4.9: Manajemen Bandwidth Khusus Jaringan LAN

Jaringan LAN

General

Name : LAN

Target : Ether2-LAN

Target Upload

Target Download

Max Limit

50M

50M

Burst Limit

Unlimited

Unlimited

Burst Threshold

Unlimited

Unlimited

Burst Time

0

0

Advanced

Limit At

1M

1M

Priority

8

8

Bucket Size

0.100

0.100

Queue Type

pcq-upload-default

pcq-download-default

Total

Total Limit At      : 1M

Total Max Limit : 50M

Total Queue Type : default-small


4.2.2 Manajemen Bandwidth Dengan User Profile 
(1)    Manajemen Bandwidth Khusus Kepsek Dan Pegawai
    Di Shared Users di isi jumlah Pengguna yang menggunakan User Profile. Rate Limit sesuai kebutuhan untuk Upload / Download. Mac Cookie Timeout untuk IP Address 1x24 jam. Jika melebihi waktu yang di tentukan IP Address tidak di gunakan, maka Pengguna akan mendapat IP Address baru saat log in kembali.
Gambar 4.42: Tab General Di User Profile Hotspot Mikrotik
    Queue perlu di tentukan Insert Queue Before sebab akan di proses dan muncul otomatis di Simple Queue.
Gambar 4.43: Tab Queue Di User Profile Hotspot Mikrotik
                        Tabel 4.10: Manajemen Bandwidth Khusus Kepsek Dan Pegawai

Kepsek Dan Wakasek

Pegawai

General

General

Name : Kepsek Dan Wakasek

Name : Pegawai

Address Pool : none

Address Pool : none

Keepalive Timeout : 00:02:00

Keepalive Timeout : 00:02:00

Status Autorefresh : 00:01:00

Status Autorefresh : 00:01:00

Shared Users : 5

Shared Users : 15

Rate Limit (rx/tx) : 3M/3M

Rate Limit (rx/tx) : 2M/2M

Add MAC Cookie : enable

Add MAC Cookie : enable

MAC Cookie Timeout : 1d 00:00:00

MAC Cookie Timeout : 1d 00:00:00

Queue

Queue

Insert Queue Before : LAN

Insert Queue Before : bottom

(2)  Manajemen Bandwidt Khusus Guru Dan Siswa
    Untuk Manajemen Bandwidth khusus Guru Dan Siswa melihat gambar di nomor 1 Manajemen Bandwidth Khusus Kepsek Dan Pegawai.
                            Tabel 4.11: Manajemen Bandwidth Khusus Guru Dan Siswa

Guru

Siswa

General

General

Name : Guru

Name : Siswa

Address Pool : none

Address Pool : none

Keepalive Timeout : 00:02:00

Keepalive Timeout : 00:02:00

Status Autorefresh : 00:01:00

Status Autorefresh : 00:01:00

Shared Users : 56

Shared Users : 100

Rate Limit (rx/tx) : 1M/1M

Rate Limit (rx/tx) : 512k/512k

Add MAC Cookie : enable

Add MAC Cookie : disable

MAC Cookie Timeout : 1d 00:00:00

MAC Cookie Timeout : 12:00:00

Queue

Queue

Insert Queue Before : bottom

Insert Queue Before : bottom


4.2.3 Manajemen User Di IP Hotspot Mikrotik
    Penulis menambahkan User sesuai dengan User Profile yang sudah di limitasi Bandwidth untuk otentikasi login Hotspot. User ini akan di gunakan sesuai dengan User Profile yang sudah di tentukan. Sebagai contoh User Kepsek ada di Profil Kepsek dan Wakasek yang sudah di limitasi Bandwidth. Pengguna di minta memasukan User Name dan Password sebelum terhubung ke Internet.
Gambar 4.44: Konfigurasi User Di IP Hotspot Mikrotik
                                        Tabel 4.12: Manajemen User Di IP Hotspot

KepSek

Pegawai

Guru

Siswa

Server : Hotspot1

Server : Hotspot1

Server : Hotspot1

Server : Hotspot1

Name : kepsek

Name : pegawai

Name : guru

Name : siswa

Password : kepsek

Password : pegawai

Password : guru

Password : siswa

Profile : KepSek

Profile : Pegawai

Profile : Guru

Profile : Siswa

 
4.2.4 Konfigurasi IP DHCP Server Dengan Leases
    Untuk pengguna yang di prioritaskan di jaringan LAN dan Wireless LAN perlu di berikan IP manual,  agar IP tidak terganti secara otomatis saat di gunakan. Hal ini berhubungan dengan limitasi Bandwidth di Simple Queue yang sudah di terapkan. Server lokal di Laboratorium Teknik Komputer Jaringan (TKJ) memiliki IP Address 192.168.10.10 dan MAC Address 50:C7:BF:48:87:57. Server lokal di Laboratorium Akuntansi memiliki IP Address 192.168.10.20 dan MAC Address 50:5B:C2:C5:F7:5F. Server lokal di Laboratorium Komputer memiliki IP Address 192.168.10.30 dan MAC Address 6C:FD:B9:88:80:21. Kemudian di bagian Server pilih DHCP1 yang jalan di jaringan LAN, Konfigurasi yang lain di biarkan standar.
Gambar 4.45: Konfigurasi IP DHCP Server Dengan Leases

4.2.5 Tata Letak Akses Point TP-Link CPE 220
    Penulis sarankan untuk lebih memperhatikan tata letak Akses Point TP-Link CPE 220 agar jangkauan sinyal di SMK Negeri 1 Batudaa lebih optimal. Tata letak Akses Point sebelumnya ada di gedung Laboratorium TKJ di dekat C10, Penulis sarankan ada di Laboratorium Komputer seperti di gambar. Setelah di terapkan dan di lakukan pengujian dengan cara yang sama, jangkaun sinyal ada peningkatan yang cukup baik di bandingkan dengan yang sebelumnya.
Gambar 4.46: Tata Letak Akses Point Yang Akan Di Usulkan

4.2.6 Pengujian Bandwidth Di Mikrotik RB750 Gr3
    Penulis terapkan pengujian dalam kondisi Download untuk menguji hasil pengembangan di manajemen Bandwidth yang sudah di konfigurasi sebelumnya. 
4.2.6.1 Pengujian Bandwidth Di Jaringan LAN
Gambar 4.47: Pengujian Bandwidth Di Jaringan LAN

4.2.6.2 Pengujian Bandwidth Di Jarinngan Wireless LAN
(1) Guru Kondisi Download Di Wireless LAN
Gambar 4.48: Guru Kondisi Download Di Jaringan Wireless LAN
(2) Pegawai Kondisi Download Di Wireless LAN
Gambar 4.49: Pegawai Kondisi Download Di Jaringan Wireless LAN
(3) Siswa Kondisi Download Di Wireless LAN
Gambar 4.50: Pegawai Kondisi Download Di Jaringan Wireless LAN

V Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
    Berdasarkan analisa jaringan Internet menggabungkan jaringan LAN dan Wireless LAN di SMK Negeri 1 Batudaa, dari pembahasan yang telah di uraikan Penulis di peroleh kesimpulan:
(1) Secara umum analisa jaringan Internet LAN dan Wireless LAN menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) telah berhasil di terapkan dan di jalankan dengan baik.
(2) Dari pengembangan jaringan LAN dan Wireless LAN di tahapan manajemen setelah di lakukan pengujian koneksi, hasilnya jalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan konfigurasi yang sudah di terapkan.

5.2 Saran
(1) Penulis menyarankan bisa menerapkan jaringan LAN dan Wireless LAN yang sudah di kembangkan agar koneksi jaringan internet lebih optimal saat di gunakan.
(2) Di sarankan melakukan perawatan perangkat jaringan LAN dan Wireless LAN secara berkala agar jaringan yang di gunakan tahan dalam waktu yang lama.

Ucapan Terima Kasih
1 Bapak Muhammad Ichsan Gaffar, SE, M. Ak Ketua Yayasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (YPIPT) Universitas Ichsan Gorontalo.
2 Bapak Dr. Abdul Gaffar La Tjokke, M. Si sebagai Rektor Universitas Ichsan Gorontalo. 
3 Ibu Zohrahayaty, M. Kom sebagai Dekan Fakultas Ilmu Komputer. 
4 Bapak Sudirman S. Panna, M. Kom sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu Komputer. 
5 Ibu Irma Surya Kumala Idris, M. Kom sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Fakultas Ilmu Komputer. 
6 Bapak Sudirman Melangi, M. Kom sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Komputer. 
7 Bapak Irvan Abraham Salihi, M. Kom sebagai Ketua Program Studi Fakultas Ilmu Komputer. 
8 Bapak Warid Yunus, M. Kom sebagai pembimbing utama yang telah membimbing Penulis dalam menyelesaikan Skripsi. 
9 Bapak Andi Kamaruddin, M. Kom sebagai pembimbing Pendamping yang telah membimbing Penulis dalam menyelesaikan Skripsi. 
10 Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ilmu Komputer yang telah mendidik Penulis berbagai ilmu pengetahuan khususnya dalam menyelesaikan Skripsi. 
11 Bapak Suleman Mayang, M. Pd sebagai Kepala SMK Negeri 1 Batudaa yang telah memberikan izin pada Penulis dalam melaksanakan penelitian. 
12 Ibu Reti B. Abdullah, S. Kom sebagai Ketua jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di SMK Negeri 1 Batudaa yang telah mengizinkan Penulis dalam meneliti. 
13 Kedua Orang Tua dan Adik Penulis yang telah memberi dukungan moral dan materil dari awal kuliah sampai dengan selesai.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Abdul Kadir, Internet Dan Aplikasi Web, Komunikasi Data Dan Jaringan Komputer, Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi, Andi Offset, Andi Yogyakarta, 2014. 
[2] Drs. Ismail Humolungo, M. Pd, “sambutan-kepalasekolah”, 01 April 2019. [Online]. Available: https://www.smkn1batudaa.sch.id/sambutan-kepalasekolah. 
[3] Danish Budi, Persyaratan Dan Desain Awal Jaringan, Melakukan Instalasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN), Mediatama, 2008. 
[4] Fuad Hasan,“Macam macam Lan Card”, Desember 2015.[Online]. Available: http://fhfuadhasan.blogspot.com. 
[5] “Jack Connector RJ45 Ori Belden Konektor RJ 45 Cat5e UTP LAN Networking”, [Online]. Available: https://shopee.co.id. 
[6]“LANTesterRJ45+RJ11”.[Online].Available:https://ww w.klikgalaxy.com. 
[7] M. Nasrullah and Imam Riadi, Analisa Kinerja Jaringan Wireless LAN Dengan Menggunakan Metode Quality of Service (QOS), Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Volume 3, Nomor 1, PP. 2338-5197, Februari 2015. 
[8] Nur Mardhiyah, “Membangun Jaringan Wireless LAN Pada Kantor Kelurahan Bintaro”,17Oktober2011.[Online].Available:http://reposito ry.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1784/1/NUR% 20MARDHIYAH-FST.PDF. 
[9] Niko, “Mengenal Jenis-Jenis Topologi yang Ada Pada Jaringan Wireless“, 2015. [Online]. Available: https://www.pintarkomputer.com. 
[10] Nanda Elang, “Pengertian dan Perbedaan Jaringan Client Server dan Peer to Peer”,1Desember2018.[Online].Available:https://nandaela ng21.blogspot.com. 
[11] Putra Jatim, “Perbedaan Hub, Repeater, Bridge, Switch, Router”, 6 Juni 2010. [Online]. Available: http://putrajatim.blogspot.com. 
[12] “Pengertian Modem dan Jenis-Jenisnya Dalam Jaringan Komputer”, 9 Januari 2017. [Online]. Available: https://pemasangan.com. 
[13] Ridwan A.M, “Jenis-Jenis Pengkabelan Jaringan Komputer”, 27 Maret 2017. [Online]. Available:https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id. 
[14] Stefen Wongkar, Alicia Sinsuw and Xaverius Najoan, Analisa Implementasi Jaringan Internet Dengan menggabungkan Jaringan LAN Dan WLAN Di Desa Kawangkoan Bawah Wilayah Amurang II, E-journal Teknik Elektro dan Komputer, vol. 4 no. 6, PP. 2301- 8402, 2015. 
[15] Shinta Esabella, Perancangan Infrastruktur Jaringan Komputer Untuk Mendukung Implementasi Sistem Informasi Pada Universitas Teknologi Sumbawa, Universitas Teknologi Sumbawa, Jurnal Matrik VOL. 16, NO. 1, PP. 1858 - 4144 , NOV. 2016.
 [16] “Topologi Jaringan Extended Star - Pengertian, Fungsi, Kelebihan dan Kelemahan Beserta Karakteristinya”, Maret 2017. [Online]. Available: https://www.teorikomputer.com. 
[17] “TP-LINK Wireless N access Point”. [Online]. Available: https://www.computa.co.id. 
[18] “TANG RJ45 / CRIMPING TOOLS/TANG CRIMPING RJ45 RJ11”. [Online]. Available: https://www.tokopedia.com. 
[19] Wikipedia, “Spesifikasi Wireless Fidelity (Wi-fi)”, September 2005.[Online]. Available: https://id.wikipedia.org. [Accessed 12 Maret 2021].

BIODATA PENULIS
Nama : Febrin Kasim.
Tempat, Tanggal Lahir : Bongomeme, 03-12-1995.
Jenis Kelamin : Laki-Laki. Golongan Darah : A.
Alamat : Pilolalenga, Kec. Dungaliyo, Kab. Gorontalo.
Agama : Islam.
Pekerjaan : Mahasiswa. Kewarganegaraan : Indonesia.
Riwayat Pendidikan : SDN 11 Dungaliyo, SMPN 1 Dungaliyo, SMKN 1 Batudaa, Perguruan Tinggi UNISAN Gorontalo.
Telpon / WhatsApp : 0823 9654 0978

Comments

Popular posts from this blog

Merancang Form Login Hotspot RB Mikrotik Menggunakan HTML Dan CSS

Technical-Support3

Cara Pemasangan XAMPP Control Panel - Server Offline Yang Multi Fungsi